Asal
Usul Dan Makna Nama Orang Bali
gambar makan nama orang bali |
Selain keindahannya Bali juga
memiliki banyak tradisi dan budaya,sebagian besar tradisi di bali merupakan
alkulturasi antara budaya lokal yang asli dengan tradisi agama hindu, serta
kepercayaan-kepercayaan lainnya. Dan juga dalam penamaanya memiliki makna
tertentu, nama depan orang bali pun sangat unik, wayan, made, nyoman, dan ketut
nama-nama yang sudah tidak asing jika berada di Bali yang juga sudah menjadi
cirri khas identitas orang bali. Sebagian orang yang pertama kali datang ke Bali
pastinya bingung pada nama orang bali, karena ada ratusan, mungkin ribuan
wayan, made, nyoman, ketut, gde, komang, putu, kadek, dan nengah di bali.
Nama-nama tersebut bukan deberikan begitu saja, mereka semua punya arti nama
depan orang Bali.
Menurut sejarahnya dari pakar
linguistik dari Fakultas Sastra, Universitas Udayana, Prof. Dr. I Wayan Jendra,
S.U. (63), nama depan itu ditemukan muncul pada abad ke-14 yang dipakai oleh
raja Gelgel saat itu bergelar Dalem Ketut Kresna Kepakisan yang kemudian
dilanjutkan putranya, Dalem Ketut Ngulesir. Dalem Ketut Kresna Kepakisan
merupakan putra keempat dari Sri Kresna Kepakisan yang dinobatkan mahapatih
Majapahit, Gajah Mada, sebagai penguasa perpanjangan tangan Majapahit di Bali.
Nama depan orang Bali bisa membedakan
antara laki-laki dan perempuan, ini bisa dibedakan dengan huruf awalan yang
diawali dengan I untuk pria, dan Ni bagi perempuan. Sebagai contoh: I Wayan
Merta (dia anak laki-laki karena ada
kata “I” di depan Wayan), Ni Wayan Sumiarti (dia adalah perempuan karena ada
kata “Ni” di depan Wayan).
Selain untuk membedakan laki-laki
dan perempuan nama depan orang Bali juga bisa dijadikan penanda anak keberapa
dari keluarga tersebut. Jadi dari namanya kita bisa tahu alat kelaminya dan
anak keberapa dari pemilik nama tersebut. Menurut “sastra kanda pat sari”
nama-nama depan khas Bali itu sejatinya tidak lebih sebagai macam penanda
urutan kelahiran sang anak
gambar makan nama orang bali |
Dimulai dari anak pertama yaitu Wayan, selain nama wayan, nama depan untuk
anak pertama juga kerap kali digunakan Putu, Gede atau ngurah. Dua nama ini
biasanya digunakan oleh orang Bali di belahan utara dan barat, sedangkan di
Bali Timur dan Selatan cenderung memilih nama Wayan. Nama Wayan datang dari
kata “wayahan” artinya lebih tua, dan “Gede” berarti besar, sedangkan kata “Putu” berarti cucu.
Untuk Anak kedua yaitu Made diambil
dari kata madya (tengah) sehingga digunakan sebagai nama depan anak kedua. Di
beberapa daerah di Bali, anak kedua juga kerap diberi nama depan Nengah yang
juga diambil dari kata tengah. Dan kata Kadek berasal dari kata “Adek” yang
berarti adik muda.
Dan
Anak ketiga biasanya diberikan nama depan Nyoman atau Komang yang konon
diambil dari kata nyeman (lebih tawar). Khusus untuk nama Nyoman ini konon
mengambil perbandingan kepada lapisan kulit pohon pisang, di mana ada bagian
yang selapis sebelum kulit terluar yang rasanya cukup tawar. Komang merupakan serapan
dari nyoman. Menurut pandangan hidup orang Bali, baiknya dalam suatu keluarga mempunyai tiga orang anak
saja. Sesudah mempunyai anak tiga, kita dianjurkan untuk lebih bijaksana.
Sedangkan untuk anak terakhir anak
keempat diberikan nama depan ketut
diambil dari kata kitut (pisang kecil di ujung terluar) ke-tuut
(diikuti) sehingga menjadi ketut, karena anak keempat akan mengikuti
saudara-saudaranya.
Lalu, bagaimana jika sebuah keluarga
memiliki lebih dari empat anak? Untuk
penamaan anak ke- lima karena nama depan hanya ada empat nama jadi anak kelima
akan kembali ke penamaan anak pertama yaitu wayan, gede, atau putu. Tapi Ada beberapa orang bali yang sengaja
menambahkan kata "Balik" setelah nama depan anaknya untuk memberi
tanda bahwa anak tersebut lahir setelah anak yang keempat. Contohnya: I Wayan
Balik Suarsa. Jadi nama depannya adalah "I Wayan Balik" yang
menandakan bahwa dia adalah anak kelima, untuk yang keenam kembali ke made atau
kadek dan begitu seterusnya.
Program dari pemerintah KB (
keluarga berencana) menyarankan untuk satu keluarga mempunyai 2 dua anak dan
maksimal tiga anak, sehingga untuk nama ketut atau wayan balik sudah sangat
jarang ditemukan, terutama untuk daerah perkotaan, di daerah pedesaan masih
bisa ditemukan. Nama-nama yang digunakan memang dipilih berdasarkan fenomena
alam yang menyertai kelahiran sang anak atau terkadang pengharapan sang
orangtua terhadap anaknya kelak. Nama adalah sebutan yang digunakan untuk
membedakan satu sama lain. Arti nama depan orang bali merupakan Konsep penamaan
dibali sudah diatur sedemikian rupa oleh leluhur, sehingga untuk membedakan
laki-laki, perumpuan, anak pertama atau kedua sangat mudah untuk dilakukan.