Raksasa
Luh Dan Muani Di Pura Gunung Lebah Ubud
Gambar pura gunung lebah ubud |
Tentang sejarah pendirian Pura
Gunung Lebah ini didirikan oleh Maha Rsi Markandhya. Deceritakan dalam
perjalanan Maha Rsi Markandhya dari Gunung Raung di Jawa Timur ke Gunung Raung
di Desa Taro, Tegallalang, Bali, dalam proses penyebaran Agama Hindu beliau
tiba disebuah lereng atau bukit kecil yang memanjang ke arah utara dan selatan,
di sebelah barat dan timur bukit yang melintang itu mengalir dua batang sungai
yang airnya jernih. Bukit yang melintang itu bernama Gunung Lebah sedangkan
kedua sungai yang mengitari bukit itu, di sebelah baratnya bernama Tukad Yeh
Wos Kiwa. Dan di sebelah timurnya bernama Tukad Yeh Wos Tengen. Kedua batang
sungai itu bertemu atau menyatu di bagian selatan Gunung Lebah dan kawasan itu
kemudian disebut Campuhan (Pecampuhan). Di Campuhan inilah Maha Rsi Markandhya
mendirikan Pura Gunung Lebah.
Gambar pura gunung lebah ubud |
Pada akhirnya kedua raksasa tersebut mati, raksasa muani mati karena di tusuk menggunakan cangkul oleh seorang petani di sebuah desa yang sekarang disebut Penestanan sedangkan raksasa luh mati karena goa tempat tinggalnya di bakar oleh masyarakat setempat. Peninggalan-peninggalan dari raksasa tersebut sampai saat ini masih ada di sekitar kawasan Pura Gunung Lebah seperti adanya goa raksasa, lesung raksasa, pasar raksasa, dan kuburan raksa.
sumber// ketut jerry
sukasrana/2013/pura
gunung lebah
di desa pakraman ubud,
gianyar, bali/