Pura Tirta Empul Air Suci Dari Dewa Indra
gambar pura tirta empul |
Kawasan Pura Tirta Empul
Pura Tirta Empul berada di lembah yang dikeliling bukit yang tumbuh hijau, Pura ini mirip dengan Pura taman ayun karena terdapat mata air alaminya.
Pura Tirta Empul ini sering dijadikan oleh umat Hindu di Bali untuk tempat melukat (pembersihan diri), karena di Pura Tirta Empul ini terdapat sebuah mata air yang keluar dari 30 buah pancuran yang berderet dari timur sampai ke barat menghadap ke selatan.
Dari pancuran Pura Tirta Empul yang berbentuk seperti cangkang keong tersebut mengeluarkan Tirta ( air suci) yang diyakini dapat membersihkan diri kita dari kekuatan negatif yang berasal dari luar ataupun dari dalam diri.
Dan di pura Tirta Empul juga terdapat mata air yang digunakan oleh masyarakat umat Hindu di Bali untuk memohon tirta suci untuk upacara keagamaan.
Pura Tirta Empul terletak di Kabupaten Gianyar, tepatnya di Desa Manukaya, Kecamatan Tampak Siring, Kabupaten Gianyar, Bali.
Pura Tirta Empul yang dari katanya berasal dari dua suku kata, Tirta dan Empul dimana Tirta (air suci) dan Empul (air yang menyembur keluar dari tanah) jadi Tirta Empul memiliki makna air suci yang menyembur keluar dari dalam tanah ( Mata air suci ).
Pada hari raya atau hari-hari suci di Bali seperti Banyu Pinaruh, Purnama, Tilem dan hari suci lainnya, pura Tirta Empul akan dipadati oleh umat Hindu yang melakukan ritual pemandian pembersihan diri atau melukat.
Air di pura ini terasa sangat segar dingin dan sejuk karena air pancuran ini langsung muncul dari sumber mata air tanah. Di dalam kolam air pancuran Pura Tirta Empul ini terdapat ikan-ikan emas jinak yang banyak dan besar-besar
melukat di pura tirta empul |
Sejarah Pura Tirta Empul
Pendirian Pura Tirta Empul ini diperkirakan dibangun pada tahun 960 A.D. Pada jaman keemasan Raja Chandra Bhayasingha dari Dinasti Warmadewa.
Diceritakan asal muasal dari Pura Tirta Empul ini ada hubungannya dengan mitologi pertempuran Mayadenawa Raja Batu Anyar (Bedahulu) dengan Bhatara Indra.
Diceritaka Raja Mayadenawa merupakan seorang raja yang amat sakti, tapi memiliki sifat jahat dan beraggapan dirinya adalah seorang dewa. Kesewenang – wenangan dari Raja Mayadenawa yang tidak mengijinkan rakyatnya untuk melaksanakan upacara – upacara keagamaan untuk mohon keselamatan dari Tuhan Yang Maha Esa.
gambar ilustrasi |
Mengetahui hal itu Para Dewa pun marah, maka para dewa yang dipimpin oleh Bhatara Indra menyerang Raja Mayadenawa. Bhatara Indra mengirimkan pasukan beliau untuk menghancurkan Mayadenawa.
Mayadenawa pun kalah perang melawan Dewa Indra. Mengetahui dirinya terdesak Raja Mayadenawa melarikan diri ke hutan menuju ke sebelah Utara Desa Tampak siring.
Berniat untuk menghilangkan jejak, Raja Mayadenawa berjalan dengan memiringkan kakinya ke tengah hutan, dengan posisi kakinya yang dimiringkan inilah yang sekarang menjadi Desa Tampak Siring atau dalam bahasa Indonesia Tampak Siring berarti telapak yang miring.
Walaupun Raja Mayadenawa berusaha menghilangkan jejakya, tapi usahanya melarikan diri gagal. Sebelum berhasil ditangkap oleh pasukan dewa Indra, Mayadenawa menciptakan mata air beracun.
Dengan mata air beracun ini Mayadenawa telah berhasil membunuh sebagian dari pasukan dari dewa Indra, yang mengejar Mayadenawa.
Untuk mengatasi mata air beracun (Pancuran Cetik (Racun) dari Mayadenawa, Dewa Indra menancapkan tombaknya dan memancarkan air keluar dari tanah (Tirta Empul) untuk menciptakan mata air penawar racun Air suci ini dipakai memerciki para Dewa sehingga tidak beberapa lama bisa hidup lagi seperti sedia kala.
Mata air inilah yang bernama Tirta Empul (air suci)