Hari siwaratri dilaksanakan setiap setahun sekali, pada hari ke 14 paruh gelap bulan ke tujuh (panglon ping 14 sasih kepitu. Penyambutan ditandai dengan pelaksanaan brata siwaratri yang terdiri atas : jagra, upawasa, dan mono brata. Dalam hal ini siwaratri bagi humat hindu adalah malam penebusan dosa.
Berbicara tentang siwalatri tidak lepas dari cerita tentang LUBDHAKA. Sosok pemburu kejam dan penuh dosa pada saat kematiannya menikmati siwaloka karena tidak sengaja mengikuti yoga dari dewa SIVA. Kemudia keberhasilan lubdhaka masuk siwaloka itu mengosebsi umat hindu untuk melakukan siwarati dengan tujuan terhapusnya dosa-dosa seperti lubdhaka.
Benarkah demikian? Lantas bagaimana dengan adanya Hukum Karma Phala? Jika dosa bisa dilebur hanya dalam satu malam (Siwaratri )??
Paham karma phala menegaskan bahwa dosa tidak dapat ditebus atau dihapus. Oleh karena itu Hindu mengajarkan agar manusia waspada dan mencegah perbuatan-perbuatan dosa.Dosa tidak dapat ditebus atau dihapus, namun dosa atau perbuatan adharma dapat diimbangi dengan perbuatan dharma sehingga diharapkan terjadi keseimbangan yang relatif lebih mengunggulkan dharma.
Diibaratkan dosa itu bagai sinar matahari yang terik, bila berhembus angin rasa panasnya akan berkurang. Angin itu ibarat perbuatan-perbuatan dharma.
"Lalu bagaimana dengan lubdhaka,kenapa dia bisa mencapai siwa loka??"
Si Lubdhaka tidak dapat apa yang mereka inginkan artinya; seseorang yang berburu tentang keduniawian tidak tercapai. Lalu si Lubdhaka naik ke pohon Bila, artinya dia dengan ketakutan akan phala dari semua dosanya, maka dia sadar sehingga dia mulai membelajarkan diri menaikan/meningkatkan moralitasnya melalu jalan melek (membuka pikiran dan mendapatkan pencerahan), sambil berjapa dengan daun (keinginan) bila, melepaskan satu persatu keinginannya/keterikatannya terhadap keduniawian.
DALAM KONSEP SIWA MENCARI SIWA, akhirnya dengan tekun. yakin dan desiplin, sehingga tidak disadari akibat dari japanya maka dia bertemu Lingga, SIWA BERTEMU SIWA. Setelah Lubdhaka pulang, kemudian sampai sakit dan meninggal, disitulah dia menikmati pahalanya, diampuni dan diterima oleh Beliau Dewa Siwa, SIWA KEMBALI KEPADA SIWA.( Ida Pedande Made Gunung)
Dosa itu bukannya langsung hilang tapi akan berkurang bila kita setiap saat selalu berlaku baik dan benar. Siwaratri bukan hari untuk penebusan dosa.
Dosa tidak bisa terhapus saat Siwaratri. Siwaratri itu merupakan tonggak waktu untuk mengingatkan manusia agar bakti kepada Hyang Widhi (Tuhan), dalam hal ini kepada Siwa. Siapa yang bakti kepada Siwa, doanya akan tertebus.
Namun perlu dicamkan benar, bakti kepada Siwa tidak hanya dilakukan saat Siwaratri, melainkan sepanjang hayat manusia itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar