Desa Bengkala
Berdasarkan sumber dari prasasti desa bengkala didirikan bulan crawana atau juli saka 1103 atau pada tanggal 22 juli 118,berada di hutan utara bali terletak di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.
Raja desa bengkala pada saat itu bernama Sri Maha Raja Haji Jaya Pangus. Desa bengkala dahulu bernama desa Krama Kemudian berubah menjadi desa bengkala.
Di desa bengkala dibagi menjadi lima banjar yaitu Punduh Jero, Tihing, Basta, Asem, Kutuh, dan Coblong.
gambar aktifitas warga kolok desa bengkala |
Fenomena Kolok di Desa Bengkala.
Kolok dalam bahasa lokal berarti bisu selain itu masyarakat juga memiliki kekurangan yaitu tuli.
Menurut keyakinan masyarakat fenomena kolok awalnya terjadi pada tahun 1940 an. pada saat itu desa didatangi seorang kolok, dan masyarakat meyakini bahwa orang kolok tersebut merupakan titisan mahluk halus.
Diteliti berdasarkan pohon silsilah lima generasi yang berasal dari dokumen berbahasa Sanskerta abad ke-13 diketahui, bahwa kolok Bengkala bersumber pada mutasi genetis.
Tetapi keterangan ini masih belum jelas kapan dan siapa yang pertama mengalami mutasi gen yang merupakan rangkaian kode penentu sifat kolok yang diwariskan secara turun-temurun.
Diyakini juga fenomena kolok ini juga berasal dari mitos, aksi demo yang dilakukan masyarakat karena raja pada saat itu menetapkan tarif pajak yang tinggi.
Aksi demo dilakukan dengan jalan tidak bicara atau membisu, akhirnya raja mengutuk warga dengan kutukan kolok untuk seterusnya.
Fenomena kolok desa bengkala sudah terkenal hingga mancanegara, ini dibuktikan dengan banyaknya peneliti dari luar ataupun dalam negeri yang sudah datang meneliti.
Tapi tidak ada yang bisa menjawab penyebab dari fenomena kolok di desa bengkala.
Kini tercatat warga bengkala yang mengalami bisu-tuli berjumlah 50 orang di antara jumlah penduduk 2.276 jiwa.
Memang sedikit tapi bukan hal yang normal, karena umumnya hanya terjadi 1 di antara 10 ribu kelahiran.
Fakta memprihatinkan di Desa Bengkala tersebut menjadikan desa itu sebagai kampung tertinggi jumlah warga yang mengalami kelainan bisu-tuli (kolok) di Bali.
sekolah warga kolok sd negeri 2 bengkala |
Pendidikan Untuk Warga Yang Kolok
Desa bengkala memiliki sekolah khusus bagi siswa yang kolok, dibangun pada tanggal 19 Juli 2007 bernama SDN 2 Bengkala.
Menurut kepala sekolah SDN 2 Bengkala Munculnya kelas inklusi yang menghadirkan siswa kolok dari desa setempat membuat sekolah itu pun mau tidak mau harus mempersiapkan guru yang memang mengerti bahasa siswa khusus tersebut.
Agar transfer ilmu bisa terjadi dari guru ke murid, guru pendamping itu sekaligus dibutuhkan untuk mengetahui persis psikologis para siswa kolok.
Warga Kolok Desa Bengkala Yang Rajin.
Sebagaimana mata pencaharian warga Bengkala pada umumnya, mata pencaharian Orang Kolok sama seperti warga lainya.
Warga kolok juga mempunyai organisasi atau kelompok kerja yaitu kelompok gali kubur dan kelompok tukang potong kayu.
Karena keterbatasan dan kehidupan warga kolok yang tergolog miskin maka kepedulian masyarakat membantu dengan cara membebaskan warga kolok dari segala bentuk iuran wajib untuk upacara adat yang memang mahal.
gambar grup janger kolok |
Warga Kolok Yang Pandai Mejangeran
Keterbatasan tidak menghalangi seseorang untuk berkarya seni. Seperti halnya warga kolok selain bekerja mereka juga rutin berlatih seni khususnya janger.
Bahkan saking seriusnya mereka memiliki grup janger kolok, baca juga janger maborbor.
Janger ini semakin menarik jika dilakukan oleh orang yang memiliki keterbatasan bisu dan tuli.
Tidak dapat mendengarkan suara tabuh gamelan bagaimana bisa menari??
Kenyataanya mereka bisa menarikanya bahkan sering di undang untuk mengisi acara di berbagai tempat dan hotel-hotel ternama di bali .
gambar grup janger kolok |
Bahkan, tarian janger mereka pernah dijadikan film documenter oleh senias muda asal singaraja bernama Putu Satria Kusuma yang mendukung ketenaran warga kolok desa bengkala hingga dikenal dunia.
Dan berhasil meraih juara dua dalam ajang Festival Film Kearifan Budaya Lokal 2010 yang digelar oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film.