Pura Alas Kedaton
Bangunan Peninggalan Dari Zaman Megalitikum Kuno
gambar pura alas kedaton |
Pura Alas Kedaton atau Pura Dalem Kahyangan Kedaton berlokasi di tengah hutan yang dihuni oleh ribuan kera dan ratusan kelelawar-kelelawar besar.
Pura Alas Kedaton memiliki makna yaitu Alas itu adalah hutan sedangkan kedaton berarti kerajaan, jadi Pura Alas Kedaton bisa memiliki makna kerajaan di dalam hutan.
Upacara piodalan Pura ini diselenggarakan setiap 210 hari sekali atau jatuh pada hari Selasa (Anggara Kasih) dua puluh hari setelah Hari Raya Galungan
Sejarah Pura Alas Kedaton
gambar pura alas kedaton |
Pura Alas Kedaton merupakan bangunan peninggalan dari zaman megalitikum kuno, dibangun oleh Mpu Kuturan pada zaman kepemerintahan Raja Sri Masula Masuli yang bertahta pada tahun 1.178 masehi. Pura Alas Kedaton terletak di kawasan hutan Alas Kedaton di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.
Di dalam kawasan hutan alas kedaton tumbuh aneka jenis tanaman dengan luasan sekitar 6,5 hektar banyak ditumbuhi pohon seperti pohon mahoni, klampuak, dau, dan total ada 24 jenis tanaman yang tumbuh di hutan ini.
Kawasan Hutan Alas Kedaton dapat terjaga kelestariannya sampai dikarenakan warga yang dari dahulu menjaga awig-awig (peraturan) yang tidak tertulis agar tidak menebang pohon atau pun mengganggu kera di kawasan hutan.
ambar pura alas kedaton |
Penebangan pohon di kawasan ini hanya diperbolehkan jika digunakan untuk kepentingan Pura Alas Kedaton, seperti merenovasi bangun pelinggi yang rusak.
Bagi para pengunjung ataupun umat yang ingin bersembahyang tidak diperkenankan menghidupkan api atau dupa ke dalam kompleks Pura karena disimboliskan sebagai amarah atau hawa nafsu yang belum padam.
Prilaku kera di kawasan Pura Alas Kedaton tergolong kera yang ramah jika dibandingkan dengan kera di pura Uluwatu. Kera di kawasan ini dekat dengan pengunjung karena pengunjung sering memberin makan kacang-kacangan dan makanan ringan lainnya.
Tetapi meskipun ramah, pengunjung dihimbau agar tetap berhati-hati karena mereka juga bisa menyerang ketika para kera ini merasa terganggu.