Sabtu, 23 Januari 2016

Tradisi Ngusaba Guling, Desa Timbrah, Karangasem

gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem
gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem

            Ratusan  babi guling berjejer rapi di plataran Pura Dalem Desa Timbrah Karangasem. para pecinta babi guling akan ngiler dibuatnya, bau khas babi guling menyengat di pelataran pura jarak beberapa meter pun masih tercium baunya.

gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem
gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem

            Namanya “Ngusaba Guling” Disebut juga Ngusaba Dalem  yang terletak di Desa Timbrah Karangasem. Tradisi Ngusaba Guling ini dilaksanakan setiap tahun menurut perhitungan kalender Hindu Bali, yaitu setiap 420 hari pada Sukra Pon Kewulu. Tradisi turun temurun ini bertujuan untuk memohon kepada Ida Batari Durga (Sakti dari Dewa Siwa) agar memberikan kesejahteraan dan keselamatan kepada krama Desa Timbrah. Persembahan babi guling merupakan wujud terima kasih krama atas limpahan karunia, berupa hasil bumi dan ternak dari Ida Batara yang malinggih dan di-sungsung di Pura Dalem Desa Pakraman Timbrah.

            Tercatat 2016 desa adat timrah memiliki 850 kepala keluarga dan setiap keluarga mempersembahkan babi guling, bayuh dan banten tapi ini bukan keharusan jika ada warga tidak mampu bisa mengganti dengan guling bebek. Setelah selesai upacara nantinya warga yang tidak mampu akan dibagikan babi guling atau dalam istilah bali ngejot.

gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem
gambar ngusaba guling di desa timbrah, karangasem

            Tradisi ngusaba yang setahun sekali ini merupakan bentuk dari rasa syukur dan persembahan tulus iklas warga desa adat timrah kepada Ida Shang hyang Widhi wasa dalam manifestasinya sebagai Bhatari Durga agar diberi keselamatan dan kesejahteraan. Juga sekaligus dapat mempererat kebersamaan dari para karma warga desa adat timrah.