Senin, 28 Desember 2015

kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram



KATA MEREKA  STOP MAKAN-MAKANAN BALI,
AYAMNYA JUGA HARAM !!

gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram
Gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram 
Pembela Makanan Haram Bangga, kenapa Pembela Halal Kita Cela?
Lho yang haram saja begitu bangga, bahkan berencana mendanai/memodali dan menyebarkan seluas-luasnya, bagaimana mungkin kita umat Islam bisa-bisanya ‘menggembosi’ LPPOM atau lembaga yang concern urusan kehalalan yang dampaknya hingga ke akhirat?
Aida L Yunus
Sumber hidayatulloh.com

Baca ini:
Bali lagi Bali lagi. Ya… masih tentang bali. Kali ini saya akan cerita tentang pesan istri sebelum berangkat ke Bali. Begini pesannya,” Mas… nanti kalau di Bali hati-hati, cari makanan yang halal ya.” “Yoi,” Saya mengiyakan, InsyaAllah saya akan berusaha memilih dan memilah makanan halal di Bali. Memangnya di Bali ada apa, koq sampai istri saya begitu khawatir dengan makanannya. Entahlah… ketika itu saya juga tidak tahu, karena saya buta dengan Bali.

Sesampai di Bali, sepanjang perjalanan dari Airport ke hotel, saya selalu tengak-tengok kanan kiri memperhatikan rumah makan dan sejenisnya. Wow… ada warung makan babi guling, tidak hanya satu tapi banyak kutemui. Babinya kelihatan dari luar lagi. Kalau yang seperti ini bila di Solo pasti sudah ditutup paksa. Tapi ini Bali Kang… Babi bukan hewan yang haram dikonsumsi bagi umat agama Hindu, sehingga mereka sah-sah saja membuka warung yang seperti itu. Tapi, di samping itu ternyata ada juga warung makan dengan identitas muslim dan tulisan halal, walaupun itu tidak banyak. Yang sudah familiar dengan saya seperti rumah makan masakan padang, ayam bakar wong solo, KFC.

Akhirnya saya sarapan dengan menu oseng mie so’on, sosis ayam goreng, dan nasi putih tentunya. Tapi perasaan hati ini tidak enak, seperti ada yang mengganjal. Ya… mungkin makanan yang saya makan ada yang haram, apa ya… saya terus berpikir… sosis ayam… ya… mungkinkah sosis ayamnya haram? Mungkin ada yang berpikiran bahwa sosis itu ada campuran babinya, sehingga sosis ayamnya jadi haram, tapi sungguh bukan karena itu. Ayam murnipun bisa jadi barang haram, dan itu bisa terjadi di Bali.

Hal inilah yang bisa membuat menu ayam di Bali menjadi haram dikonsumsi oleh kalangan muslim. Kecuali…. bila ayam itu jelas-jelas terpercaya ada yang menyembelih sesuai syariat Islam.Ada 10 syarat yang menjadikan hewan sembelihan menjadi halal dikonsumsi yaitu :
1. Orang yang menyembelih haruslah orang yang mampu berniat menyembelih.
2. Orang yang menyembelih harus beragama islam atau ahli kitab (Yahudi & Nashrani)
3. ketika melukai hewan punya maksud untuk menyembelih. Jika dia melukai hewan itu tidak untuk maksud menyembelih maka tidak halal untuk dimakan.

apakah disyaratkan harus diniatkan untuk dimakan? Ada dua pendapat ulama dalam hal ini:
1. Tidak harus diniatkan untuk dimakan.
2. Harus diniatkan untuk dimakan.Misalnya menyembelih hewan untuk dijadikan bahan penelitian, atau tujuan lainnya, tidak halal dimakan.
3. tidak untuk dipersembahkan kepada selain Allah.
4. tidak diikrarkan untuk selain Allah.
5. harus menyebut nama Allah (basmalah) sesaat menjelang menyembelih.
6. alat untuk menyembelih harus pisau yang bisa melukai dan mengalirkan darah, selain kuku dan gigi.
harus sampai mengalirkan darah.
7. orang yang menyembelih, harus orang yang diizinkan untuk menyembelih secara syariat.
Sumber: newsizzahaz.com

gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram
Gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram 
            Dari tulisan di atas kita warga bali harus membuka mata  kita  orang bali, lahap makan-makanan mereka  itulah kenapa perkembangan dagang dauh tukad sangat menjamur di bali sedangkan dagang bali terpinggirkan. Walaupun kita menjual ayam betutu tetap saja DI CAP HARAM,bagaimana pedagang bali akan bisa bersaing jika orang bali tidak mau mendukung. Sedikit demi sedikit bali akan dikuasai oleh orang-orang dauh tukad.

gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram
gambar kata mereka selain babi, makanan ayam di bali pun haram 

Saya harap umat Hindu membiasakan diri berbelanja di warung yang ada pelangkiran-nya. Kalau ada plangkiran pasti milik umat Hindu dan jika milik umat Hindu pasti prosesnya “Sukla” ungkap Wedakarna yang tidak lama lagi akan meluncurkan lembaga sertifikasi Sukla.


Gambar Wedakarna
Gambar Wedakarna 
“Saya menjamin, jika umat Hindu Bali membuat makanan, bisa dipastikan prosesnya sangat bersih (sukla). Dari pengelolaan bahan makanan di dapur hingga di hidangkan. Karena  dari keluarga, orang Bali dididik  untuk menghargai kesucian. Saya harap ada sebuah Lembaga Sertifikasi “Sukla” yang bisa menggerakkan ini. Jangan sampai makanan yang dikonsumsi oleh orang Hindu Bali diproses melalui cara yang tidak benar. Ini akan sangat mempengaruhi kualitas badaniah SDM Hindu. Ingat dalam kitab Weda sangat diyakini bahwa makanan itu sangat berpengaruh pada aktivitas sehari-hari termasuk siapa yang menghidangkan makanan, proses penghidangan dan takaran kesucian,” ungkap Gusti Wedakarna.

Ia mencontohkan, umat Hindu sering mengeluhkan kurang higienisnya proses pembuatan makanan dari produsen yang kebetulan pendatang. “ada kasus penjual bakso mencuci perlengkapan jualannya di kamar mandi karyawan atau mencuci bahan makanan yang akan dijual dari tempat bekas mencuci pakaian. Ini sama sekali membahayakan bagi umat Hindu. Untuk itu saya sarankan agar 90 % umat Hindu di Bali untuk menguasai kembali ekonomi kerakyatan. Jangan  sampai kualitas makanan di Bali ini tidak sesuai estetika,” ungkap Presiden  WHYO ini.