Senin, 15 Februari 2016

Pura Pegulingan Bukti Toleransi Harmonis Agama Budha Dan Agama Hindu

Pura Pegulingan Bukti Toleransi Harmonis
Agama Budha Dan Agama Hindu

pura pagulingan bukit
gambar pura pegulingan 
            
Pura Pegulingan merupakan tempat pemujaan bagi para penganut Agama Budha karena di dalam pura terdapat sebuah stupa besar yang berbentuk segi delapan adalah Stupa Asta Dala yang ada didalam pura yang menjadi tempat pesembahyangan baik bagi seluruh Umat Budha maupun Umat Hindu.

            Sejarahnya Pura Pegulingan ini  dibangun pada masa pemerintahan Raja Masula Masuli di Bali yang menganut ajaran Agama Budha Mahayana pada tahun Caka 1100 (1178 M).  Pura Pegulingan bertempat di Banjar Basangambu, Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar.


pura pagulingan
gambar pura pegulingan 

            Lokasi dari Pura Pegulingan ini ditemukan kembali berkat bantuan dari Pamong Krama Desa Adat Basangambu pada tahun 1983. Diceritakan pada awal Januari 1983 pada saat Krama Desa Adat Basangambu sedang melakukan pengerjaan  penurunan batu padas untuk mendirikan sebuah Padmasana Agung. Pada saat  penggalian tersebut ditemukan beberapa benda kekunoan seperti arca-arca Budha beserta fragmennya. Semakin kedalam digali ternyata di temukan sebuah pondasi stupa bersegi delapan yang berukuran kira-kira sebesar puncak Candi Brobodur. Temuan lain berupa prasasti di Pura Pegulingan seperti materai tanah liat dan lempengan emas bertulis berisi Mantra Formula Ye-Te dengan huruf Pranagari berbahasa sansekerta yang merupakan mantra agama Budha Mahayana.

baca juga  Pura Gua Lawah Tempat Bersemayamya Sang Naga Basuki

            Di dalam  pondasi yang berbentuk bersegi delapan ditemukan sebuah relief, relif yang menggambarkan dua gajah yang saling membelakangi. Dan juga berdiri sebuah gapura di bagian kiri dan kanan. Di dalam sebuah bilik stupa terdapatkan arca Budha terbuat dari lempengan emas, perak dan perunggu,  

pura pagulingan bukit
gambar pura pegulingan 

            Pura Pegulingan di bagian dalam  terdapat sebuah stupa besar yang berbentuk segi delapan dimana telah menjadi suatu kepercayaan bahwa stupa merupakan simbol pemujaan yang dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa yang agung yang mejadi tempat pesembahyangan baik Umat Budha maupun Umat Hindu sehingga tercipta suasana kebersamaan dan toleransi yang harmonis antar umat beragama Hindu dan Budha.